Tulisan singkat ini saya persembahkan untuk hari ketujuh belas dibulan kedelapan tahun masehi. Pengungkapan suasana hati (baca: menghibur diri sendiri), dibuat untuk melepaskan rasa tidak menyenangkan didalam hati. Just to free my heart :)
Tepat dihari ketujuh belas dibulan kedelapan tahun masehi kali ini saya mengalami dua keadaan yang umumnya saling bertolak belakang, sedih dan senang. Keadaan yang dalam beberapa hari berikutnya masih saya rasakan dan syukur tidak membuat nafsu makan hilang (jadi kurus dong) ^_^ . Sedih dan senang yang umumnya saling bertolak belakang ini benar-benar saya alami disaat yang bersamaan. Sesuai dengan Teori Jamrud, “berakit-rakit kita kehulu, berenang kita ketepian…” ada baiknya saya menceritakan yang gak enaknya terlebih dahulu baru kemudian disusul senangnya, tentunya setelah berenang-renang ketepian, (looh, kok).
Tidak seharusnya saya bersedih dihari ketujuh belas dibulan kedelapan tahun ini, mengapa demikian? Sebagai Warga Negara Indonesia sudah seharusnya saya bergembira di hari Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia bukan?!! Hari peringatan dimana 65 tahun silam Proklamasi kemerdekaan Indonesia dideklarasikan, hasil perjuangan para pahlawan. Pagi sekali dihari peringatan kemerdekaan tahun ini saya merasakan hal yang berbeda, and believe it or not it makes me cry. Bagaimana tidak, selama bertahun-tahun sebelumnya, semenjak masuk kesekolah dasar, di setiap hari ketujuh belas dibulan kedelapan tahun masehi , upacara peringatan kemerdekaan Indonesia seingat saya tidak pernah saya tinggalkan. Menjadi salah satu yang berdiri menghadiri upacara peringatan kemerdekaan dimana pun saya berada pada saat itu. Dan pagi itu saya tidak melakukannya karena kewajiban lain yang tidak bisa saya tinggalkan. Menjelang pukul 10.00 WIB, hati mulai tak tenang, sedih rasanya tidak bisa melihat bendera merah putih dibentangkan, syukur hati lumayan tenang ketika melihat berlangsungnya upacara peringatan kemerdekaan di Istana Negara yang disiarkan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika bendera merah putih dibentangkan dan lagu kebangsaan dikumandangkan, walaupun hanya lewat siaran televisi, hati ini merinding sendiri.
Disaat yang bersamaan, saya senang bisa bertahan karena suatu kewajiban yang tidak ingin saya tinggalkan. Untuk sebab itulah Upacara peringatan kemerdekaan harus saya tinggalkan. Penyesalan tidak bisa ikut sempat saya rasakan, tapi tidak diperpanjang karena toh sebelumnya sudah saya pikirkan:)
Hadir mengikuti upacara peringatan kemerdekaan hanya salah satu jalan untuk memaknai kemerdekaan dan memberikan penghargaan terhadap para pahlawan. Jalan lain bisa saja dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, termasuk melakukan kewajiban yang hari itu tidak bisa saya tinggalkan :)
DIRGAHAYU INDONESIAKU !
Nb: ada satu link yang saya temukan dan bisa membuat banjir airmata, mengenai Indonesia tentu saja
No comments:
Post a Comment