Tulisan ini saya persembahkan untuk sebuah keluarga kecil yang lahir empat tahun silam dibulan agustus. And of course, this is for free my heart.
Empat tahun silam kita dipertemukan. Sebagian sudah saling mengenal dan sebagian lainnya baru berkenalan. Saat itu tidak peduli seberapa lelah perjuangan karena akhirnya kita dipertemukan untuk menjadi satu kesatuan dengan satu tujuan, menaikkan dan menurunkan bendera merah putih pada hari ketujuh belas dibulan agustus tahun itu. Satunya tujuan ternyata tidak begitu saja kita capai. Halang rintang tak jarang mengunjungi kita. Namun keringat kita jauh terbayar setelah tugas selesai dengan harapan yang sesuai.
Saya hanya ingin mengenang, bahwa betapa luar biasanya semua yang kita alami bersama. Ya, bersama. Pengalaman luar biasa yang sudah jauh dibelakang kita, yang kini hanya bisa dikenang dan dirindukan. Kerinduan itu saya tumpahkan dengan jalan lama, mengenang kenangan lewat potret kita. Ingatkah kalian, saat dimana untuk pertama kalinya kita berkenalan?saya tidak ingat betul satu persatu, tapi yang dapat saya pastikan , sampai sekarang wajah kalian tak terlupakan. Ingatkah kalian, ketika untuk pertama kalinya latihan di tempat pengibaran, kita saling mentertawakan karena sunblock yang berlebihan menutupi wajah?ingatkah kalian ketika tawa tak kunjung berhenti ketika seorang dari kita memimpin makan siang?bahkan berpuluh-puluh hukuman sulit menghentikan tawa kita saat itu. Ingatkah kalian?saya tidak ingat betul kronologis ceritanya, tapi yang dapat saya pastikan, sampai sekarang saya masih ingat kebahagiaan luar biasa yang mengisi saat itu, dan saya merindukannya.
Sama seperti sisi lain kehidupan, bukan hanya tawa yang meradang dikehidupan kita selama hampir sebulan beraktivitas bersama. Tangis pun tak mau ketinggalan menyusup disela-sela relung kebahagian kita saat itu. Ingatkah kalian, tangis yang menghampiri ketika salah satu orang yang kita sayang memutuskan akan pergi meninggalkan kita?usaha menghentikan pun dilakukan dan bahkan sebagian dari kita kehilangan kesadaran akibat kesedihan yang mendalam. Syukur hal itu tidak benar-benar terjadi. Saya ingat betul, saya tidak menangis, mungkin sebagian karena kerasnya hati saya, tapi sampai sekarang saya ingat betul, sebagian lainnya karena saya bingung harus berbuat apa, tak terbayang apa yang terjadi pada kita jika benar-benar ditinggalkan. Ingatkah kalian , saat kita berjanji bersama menjalankan kewajiban di hari pengukuhan kita?saya yakin, jauh sebelumnya hati kita masing-masing sudah berikrar untuk itu. Ingatkah kalian, seberapa akrabnya kita dengan lapangan tempat pengibaran?berbagai hukuman yang harus kita lakukan di lapangan itu hingga makanan diperut tak tertahankan untuk dikeluarkan. Tidak, itu bukan hukuman. Mereka tidak menghukum kita, tapi mereka mendidik kita.
Kisah kita tidak berhenti walaupun tugas kita sudah selesai kita laksanakan. Kisah kita berlanjut disisi kehidupan kita setelahnya. Percaya atau pun tidak bagi saya sangat menyenangkan. Konsep sama-sama senang dan sama-sama sakit ketika pendidikan kita usung di kehidupan kita setelah pendidikan. Dan lagi-lagi hal itu menyenangkan.
Dua tahun setelahnya intensitas pertemuan semakin berkurang. Bahkan sebagian dari kita harus sekolah diluar kota. Tahukah kalian bahwa ini bukan perpisahan. Meskipun komunikasi dan pertemuan tidak lagi seperti dulu, tapi saya yakin masing-masing kita merindukannya. Tahukah kalian, bahwa mungkin persaudaraan kita sedang diuji. Dengan keadaan pertemuan yang semakin jarang, obrolan yang tidak lagi diperpanjang, mungkin sang sutradara kehidupan ingin melihat, seberapa sering yang satu mengucap nama saudara-saudaranya yang lain dalam doa-doanya. Ingatkah kalian, untuk menyebut keluarga kecil kita dalam doa-doa yang kita panjatkan?saya pribadi jujur pernah lupa melakukannya, bahkan mungkin sering, mungkin karena keterbatasan memori saya yang tidak cukup menampung banyak informasi sehingga pada akhirnya ingatan tentang kalian sering tertutupi oleh ingatan yang lain. Tapi saya dapat memastikan, sampai sekarang kalian masih ada di memori saya. Karena kalian terlalu berharga untuk dilupakan. Terlalu banyak kenangan untuk diceritakan, biar saja kenangan-kenangan itu menari-nari di memori kita, melekat erat disatu sisi memori kita yang terbatas, meyakininya tidak akan hilang karena sifatnya yang terlalu berharga untuk dilupakan.
Kekompakan, keakraban, pengertian, kebersamaan dan semua hal yang ada pada kita baik itu dulu dan sekarang bisa saja memudar tanpa adanya kepercayaan. Terimakasih atas semua hal itu. Semua yang sudah kita alami bersama. Semua yang berawal dari kepercayaan.
Mungkin diantara kita jarang bertatap muka lagi, bahkan komunikasi sudah hanya sekedarnya saja. Bahkan mungkin sifat benci terkadang datang karena harapan tidak bisa seperti dulu lagi membayang. Tapi tahukah kalian, itu hanya bagian kecil dari rasa rindu yang tak tertahankan. Puas rasanya walau hanya tahu sedikit kabar, bahwa kalian baik-baik saja.
Untuk keluarga kecil yang empat tahun silam dipertemukan, maaf atas semua janji yang tak tercapai, tugas yang tak terselesaikan, harapan yang mengambang, dan saya yang selalu tak sempurna.
Saya tidak memaksa siapapun untuk percaya pada apa yang saya yakini. Tapi semua hal itu sudah terpatri di hati. Kepercayaan, dan tentu saja kalian. Dihati, sudah banyak yang datang dan pergi. Tapi sekali lagi, saya percaya, kalian akan selalu ada dihati.
Terimakasih. untuk kenangan dan kepercayaan. selalu.
diselesaikan pada 1 september 2010.
Batam.
untuk mereka, yang percaya.
No comments:
Post a Comment