Monday, May 11, 2009

Resimen mahasiswa


Unit kegiatan mahasiswa atau biasa disingkat UKM adalah sebuah kumpulan atau organisasi yang mewadahi mahasiswa dalam penyaluran minat dan bakat diluar jadwal kegiatan kuliah di kampus. Sama halnya dengan ketika kita berada di tingkat sekolah lanjutan, ekstrakulikuler memiliki peran demikian. Jadi sebenarnya UKM hanyalah nama yang lazim dipakai untuk kegiatan ekstrakulikuler di tingkat perguruan tinggi.

Adalah hal yang menarik bagi seorang mahasiswa baru ketika mulai memasuki perkuliahan. Mengikuti UKM adalah salah satu ketertarikan yang ditunggu-tunggu mahasiswa baru. Salah satu UKM yang ada di tingkat universitas adalah UKM MENWA atau Resimen Mahasiswa. Resimen mahasiswa adalah salah satu diantara sejumlah kekuatan sipil untuk mempertahankan negeri. Ia lahir di perguruan tinggi sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), beranggotakan para mahasiswa yang merasa terpanggil untuk membela negeri.

Saya, yang kebetulan mahasiswa baru di Universitas Indonesia cukup aneh pertama kali mendengar ada sebuah UKM yang bernama Resimen Mahasiswa. Karena jujur saja, sewaktu masih di bangku sekolah menengah saya jarang sekali mendengar mengenai Resimen Mahasiswa ini.

Cukup panjang ceritanya sampai akhirnya rasa penasaran dan ketertarikan saya terhadap UKM ini mendorong saya untuk masuk dalam organisasi MENWA Ui. Wira Makara, begitulah nama resimen mahasiswa di universitas Indonesia. Wira yang berarti ksatria dan makara sendiri adalah lambang UI.

Keberadaan menwa sendiri dalam wadah UKM sesuai dengan keputusan bersama menteri pertahanan, menteri pendidikan nasional, menteri dalam negeri dan otonomi daerah Republik Indonesia NO.KB/14/M/X/2000, NO. 6/U/KM/2000 dan NO. 39 A tahun 2000, tanggal 11 oktober 2000, yaitu mengenai pembinaan dan pemberdayaan resimen mahasiswa yang lahir sebagai respon positif akibat terjadinya perubahan paradigma di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Adanya resimen mahasiswa sempat dikritik dan mendapat perlawanan dari mahasiswa atau kalangan yang tidak sependapat atau anti dengan militer. Di dalam menwa memang terdapat kegiatan olah keprajuritan, tapi bukan berarti menwa adalah sama dengan militer lain yang pada saat orde baru dikenal sebagai penguasa. Kesan Menwa sebagai bagian dari militer ini menurut saya yang membuat sebagain kalangan tidak setuju dengan adanya resimen mahasiswa.

Dalam rangka memperjelas status keberadaan menwa di perguruan tinggi, Ditjen Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas bersama Ditjen Sumdaman Departemen Pertahanan, dan Ditjen Kesbang dan Linmas Depdagri dan Otonomi Daerah, berupaya menyusun kembali aturannya guna meletakkan Menwa pada status dan keberadaannya di kampus perguruan tinggi dalam wadah UKM, yakni dengan mencabut keputusan bersama (KB) tiga menteri, Dephankam, Depdiknas, dan Depdagri dan menggantinya dengan keputusan bersama tiga menteri Dephan, Depdiknas, dan Depdagri dan otonomi daerah. Dalam KB itu berintikan pernyataan bahwa kewenangan TNI sudah terputus atau tidak ada jalur structural lagi dengan UKM Menwa. Kemudian, diputuskan kembali bahwa dalam menata kembali UKM Menwa cukup dengan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 212/D/T/2001 tanggal 19 Januari 2001 yang berisi memberikan wewenang sepenuhnya kepada perguruan tinggi untuk mengatur Menwa dan mengacu pada Kemendibud Nomor 155/U/1998 dan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 208/D/T/2000 tanggal 30 agustus 2000, dengan disesuaikan kondisi perguruan tinggi masing-masing.

Begitulah sejarah singkat resimen mahasiswa yang kemudian hadir diantara mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Organisasi resimen mahasiswa ini merupakan salah satu wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka bela Negara melalui kegiatan olah keprajuritan. Kegiatan pendidikan di resimen mahasiswa bertujuan untuk membentuk fisik, sikap, dan mental setiap calon menwa, serta memberi ketrampilan dasar olah keprajuritan guna mendukung tugas pengabdian kepada bangsa dan Negara.

Anggota menwa sebenarnya sama dengan mahasiswa lainnya, akan tetapi mereka mempunyai kelebihan tertentu dalam sikap, disiplin dan komitmen terhadap tegaknya Pancasila dan keutuhan NKRI. Cukup aneh respon beberapa kerabat ketika tahu saya ikut dalam organisasi resimen mahasiswa. Pro dan Kontra saya dapatkan, namun niat saya untuk terus belajar dan berkontribusi bergandengan dengan resimen mahasiswa ini mengalahkan input kontra dari lingkungan saya.

Saya masih dalam tahap pendidikan, ibaratnya masih sebagai calon anggota resimen mahasiswa, yang belum menyelesaikan tahap-tahap pendidikan dalam organisasi ini. Dengan sistem pendidikan yang gradual ini, dapat saya rasakan bahwa untuk menjaga semangat di jalan yang menjadi pilihan kita itu tidak lancar-lancar saja, banyak hal yang harus saya hadapi dan memang seperti itulah prosesnya. Proses yang harus kita nikmati dan jalani dengan sepenuh hati, meski pun proses itu tidak seperti yang kita harapkan.



2 comments:

Anonymous said...

mmm.. saya juga dari UI loh mbak, dan besok saat nya saya ujian SAMAPTA, dan ujian tes juga...
mmm, doakan saya yaaa sukses jadi MENWA UI 2009 !!!
^^

Anonymous said...

Bangun pagi-pagi menuju Depok UI
untuk mengikuti Pralatsar Menwa UI
.............

yah masa-masa masih muda lebih dari 20 th yg lalu