Friday, June 26, 2009

Hati-hati penipuan



Benar memang, ada kebaikan ada juga kejahatan, ada manfaat ada juga mudarat. Majunya teknologi membuat banyak manfaat bagi kesejahteraan umat manusia, namun sayangnya kemajuan tersebut juga memiliki resiko yang harus diwaspadai. Telepon genggam atau dikenal baik dengan nama handphone adalah salah satu kemajuan teknologi dibidang telekomunikasi, yang membuat dunia menjadi bias, jarak menjadi tak berarti.
Sekarang ini, tidak jarang kita dengar penyalahgunaan media komunikasi ini, handphone yang idealnya tentu digunakan untuk hal-hal baik yang meningkatkan kesejahteraan manusia kini banyak beralih fungsi digunakan sebagian manusia untuk meraup keuntungan dengan cara penipuan. Modus dengan mengatakan calon korban sebagai pemenang hadiah yang harus menyetorkan sejumlah uang adalah salah satunya. Namun sepertinya modus seperti ini sudah ketinggalan zaman, karena sudah pintarnya manusia yang cepat belajar dari kesalahan dan pengalaman orang lain. Makin kesini, banyak kita dengar di media mengenai penipuan menggunakan handphone dengan modus yang semakin banyak. Artinya, orang-orang yang berniat melakukan penipuan lewat handphone juga semakin pintar. Sudah banyak, orang yang menjadi korban, ditipu via phone atau pun via sms (short massage service).
Saya dan Ibu saya adalah salah satu diantara banyak orang yang pernah menjadi calon korban. Kejadiannya beberapa hari lalu, tepatnya selasa 23 juni, sekitar jam delapan malam. Saat itu saya sedang mengikuti rapat panitia pengamanan material Snmptn di markas komando Resimen Mahasiswa UI. ditengah rapat, tiba-tiba handphone saya berbunyi. Ibu menelpon !!. Saya pun minta izin keluar ruangan untuk menerima telpon, takut suatu hal penting ingin disampaikan ibu, mengingat saya dan ibu berada di kota yang berbeda. Singkatnya Ibu bercerita, seorang temanku yang berprofesi polisi (sebut saja Mr.eks)menceritakan pada ibu bahwa ia baru saja mendapat tangkapan laptop dan beberapa komunikator blackmarket. Dan ternyata dia mencoba menawarkan pada Ibu untuk membeli barang tangkapannya. Selain itu, Mr.eks itu mengaku membutuhkan uang pinjaman sejumlah Rp. 200.000,00 berbentuk pulsa yang dijanjikan akan segera diganti keesokan harinya. Ibu, dengan sedikit kecurigaan mengiyakan permintaan Mr. eks. Ibu bertanya padaku soal laptop dan komunikator yang ditawari Mr.eks, apa benar ya i’ ?(begitu ibu memanggilku). Ibu bilang, kalau memang itu benar Mr.eks, ibu tak keberatan meminjamkan sejumlah uang berbentuk pulsa, siapa tahu dia emang butuh, begitu kata Ibu. Saya sempat mengiyakan, percaya pada orang yang menelpon Ibu yang katanya Mr. eks, tidak lain adalah orang yang cukup saya kenal. Tapi hanya sebentar saya percaya. Beberapa saat kemudian timbul berbagai pertanyaan dikepala saya, banyak hal yang menurut saya ganjil. There’s something wrong ….
Ada beberapa keganjilan yang saya utarakan pada Ibu. Pertama, kalau memang Mr. eks menceritakan hal seperti itu, mengapa tidak menelpon saya langsung ke nomor yang saya pakai sekarang. Setelah saya Tanya Ibu, ternyata begini perbincangan awal Mr. eks dan Ibu :
Ibu : Assalamualaikum
Mr. eks : Waalaikumsalam Ibu . .
Ibu : iyaa, siapa yaa?
Mr. eks : ah ibuu yaaa, masa’ ga’ kenal suara saya
Ibu : siapa ya?ibu ga’ inget suaranya
Mr. eks : temen anak Ibu, yang dulu sering main kerumah
Ibu : yang mana ya?
Mr. eks : yang polisi loh bu’
Ibu : ooo, eks yaa?
Mr. eks : iyaa bu’, bener, ini eks. Ibu apakabar
Ibu : baik. Wah eks, nomor yang ini nomor ibu, Lilies pake yang satunya lagi
Mr. eks : eh iya ya bu’. …………………………………………………………….
Dan berceritalah Mr. eks mengenai hasil tangkapannya dan niatnya meminjam uang dalam bentuk pulsa telpon.
Awalnya saya percaya, mengingat dulu, tidak jarang saya menggunakan nomor Ibu untuk sms kalau nomor saya kehabisa pulsa. Ooh, mungkin Mr. eks mengira itu nomor saya juga lantaran seringnya saya memakainya, begitu pikir saya awalnya. Tapi kemudian ganjil rasanya mengingat baru beberapa hari yang lalu Mr. eks (yang sebenarnya) baru mengirim pesan singkat ke nomor saya. Berarti, seharusnya Mr. eks sudah tahu nomor yang saya pakai sekarang.
Saya cukup kenal dengan Mr. eks, cukup aneh seorang Mr. eks menawari barang tangkapan, keganjilan kedua.
Ketiga, seperti keganjilan sebelumnya, melihat pribadi Mr. eks yang saya kenal, cukup aneh rasnya Mr. eks meminjam sejumlah uang apalagi meminta Ibu mengirimkannya dalam bentuk pulsa.
Dengan banyak keganjilan yang saya rasakan, ibu juga menyadari, bahwa sepertinya Mr. eks yang menelpon Ibu bukan Mr. eks asli. Hal terakhir yang membuat saya dan Ibu semakin curiga adalah nomor yang menelpon ibu bukan nomor Mr. eks yang saya tahu. Dan lagi yang menyebutkan nama Mr.eks untuk pertama kali di perbincangan via telpon itu adalah Ibu, bukan si penelpon. Lengkap sudahlah kecurigaan saya. Ibu yang memang seorang yang selalu mengajarkan untuk berpikiran positif masih mencoba untuk jernih meski kecurigaan itu semakin besar. Mungkin nomornya lagi gada pulsa kali i’ …begitu kata Ibu. Saya pun mengiyakan. Namun tetap dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Saya dan Ibu akhirnya mencoba menghubungi nomor Mr. eks yang ada di contact saya. Pastiin dulu, kalau memang benar kan kasian berarti dia emang lagi butuh. Begitu kata Ibu. Karena saya tidak ada pulsa, akhirnya Ibu yang menelpon Mr. eks ke nomor yang ada di contact handphone saya. Ternyata, Mr. eks yang Ibu telpon tidak pernah menelpon Ibu dan menawari barang tangkapan, apalagi meminta ibu mengiriminya pulsa. PENIPUAN !! Untung saja, saya dan Ibu berfikir lebih lama dan curiga. Alhamdulilah, kami tidak tertipu, Allah melindungi kami dengan rasa curiga yang kami rasakan. Setelah tahu yang sebenarnya, saya iseng saja mengirim pesan singkat ke nomor Mr. eks gadungan.
Nomor Mr. eks yaa??
Begitu pesan singkat yang saya kirimkan. Beberapa saat kemudia Mr. eks gadungan membalasnya.
Ini Mr. eks siapa dan orang mana?
Hanya senyum-senyum sendiri saja saya ketika mendapat pesan balasan dari Mr. eks gadungan. Hmmm, Mr. eks gadungan sepertinya harus belajar lebih banyak lagi untuk menjadi professional.hhe..
Untuk siapa pun, dimana pun. Hati-hati kalau menerima telpon atau pesan singkat dari nomor yang tak dikenal yang bagaimana pun modusnya, meminta anda mengirimkan sejumlah uang dalam bentuk apapun.


No comments: